Sebuah survei terbaru dari Reuters–Ipsos mengungkapkan perubahan penting dalam opini publik Amerika. Sebanyak 58% warga AS mendukung pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat di PBB, sebuah angka yang mencerminkan tekanan moral yang semakin besar terhadap kebijakan luar negeri Washington di tengah perang Gaza yang kian brutal.

Di sisi lain, hanya 33% responden menolak ide tersebut, sementara 9% memilih tidak menjawab. Dukungan ini muncul seiring dengan meningkatnya harapan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Lebih jauh, survei yang berlangsung selama enam hari itu menunjukkan bahwa 65% warga Amerika menilai negaranya harus mengambil langkah nyata untuk membantu rakyat Gaza yang terjebak kelaparan massal. Namun, resistensi tetap datang dari basis pendukung Partai Republik pimpinan Donald Trump, 41% di antaranya menolak keterlibatan AS dalam bantuan kemanusiaan.

Yang menarik, opini publik juga bergerak signifikan terkait cara pandang terhadap militerisme Israel. Sebanyak 59% responden menilai serangan Israel di Gaza “berlebihan”, sebuah lonjakan dibanding survei Februari 2024, di mana angka tersebut masih 53%. Penilaian ini muncul ketika korban sipil di Gaza terus bertambah dan laporan kelaparan masif mencuat ke permukaan.

Survei ini melibatkan 4.446 responden dewasa dengan margin of error sekitar dua persen, dilakukan saat Kanada, Inggris, dan Prancis mengumumkan langkah mereka menuju pengakuan resmi atas Palestina—sebuah dinamika yang semakin memperbesar tekanan diplomatik terhadap Israel.

Di Washington, posisi publik ini menantang narasi “America First” yang diusung Trump dan banyak anggota Partai Republik. Mereka mendorong pemotongan bantuan internasional dan berargumen bahwa dana negara seharusnya diprioritaskan untuk kepentingan domestik, bukan krisis kemanusiaan di luar negeri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here