Serangan Israel kembali menyasar fasilitas medis. Ahad (17/8) dini hari, sebuah drone Israel membombardir halaman RS Al-Ma’madani di Kota Gaza. Sumber medis melaporkan tujuh warga Palestina gugur syahid dalam serangan itu.
Di tengah serangan yang kian brutal, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan bahwa kelaparan kini menyebar dengan sangat cepat di Gaza. Sementara itu, Kementerian Kesehatan melaporkan dalam 24 jam terakhir ada 70 korban syahid dan 385 luka-luka akibat gempuran Israel di berbagai wilayah. Total korban sejak dimulainya perang pemusnahan Israel telah mencapai 61.897 syahid dan 155.660 luka-luka.
Tragedi kelaparan pun semakin nyata. Dalam sehari terakhir, 11 warga Gaza meninggal akibat gizi buruk, sehingga total korban kelaparan mencapai 251 jiwa—termasuk 108 anak. Direktur RS Anak di Kompleks Nasser, dr. Ahmad al-Farra, menyebut rumah sakitnya menerima 35 kasus gizi buruk parah hanya dalam satu hari, dan sekitar 70 kasus sepanjang sepekan terakhir. Ia menegaskan angka kematian terus meningkat karena ketiadaan obat, susu bayi, serta bahan pangan pokok yang hampir lenyap dari pasar.
UNRWA menyoroti kondisi paling rentan yang dialami perempuan dan anak perempuan. Laporan badan itu mengungkapkan, lebih dari satu juta dari mereka kini menghadapi ancaman kelaparan massal. Banyak yang terpaksa keluar mencari makanan dan air, menanggung risiko besar yang bisa mengancam nyawa mereka. UNRWA kembali mendesak agar blokade dicabut dan bantuan kemanusiaan masuk secara luas, cepat, dan tanpa hambatan.
Peringatan juga datang dari Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB. Lembaga itu mendesak Israel menghentikan segera serangan terhadap warga Palestina yang sedang mengamankan distribusi bantuan. Menurut catatan mereka, hanya sejak awal bulan ini sudah terjadi 11 serangan Israel terhadap warga yang menjaga konvoi bantuan di Gaza utara dan tengah.
Lebih jauh, PBB melaporkan 1.670 warga Palestina ditembak mati saat mencoba mendapatkan bantuan pangan dalam rentang 27 Mei hingga 13 Agustus. PBB menegaskan seluruh kejahatan itu harus segera diselidiki secara independen dan para pelakunya dimintai pertanggungjawaban.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh Amerika Serikat, Israel menjalankan agresi yang disebut banyak pihak sebagai genosida di Gaza. Dampaknya begitu mengerikan: 61.897 warga Palestina syahid, 155.660 terluka, lebih dari 9.000 hilang, ratusan ribu terusir dari rumah, dan kelaparan telah merenggut sedikitnya 251 jiwa—termasuk 108 anak-anak.
Sumber: Al Jazeera