Serangan brutal teroris Israel terus berlangsung di Gaza. Sedikitnya 52 warga Palestina gugur syahid akibat gempuran militer Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza, termasuk 26 orang yang sedang menanti bantuan makanan, pada Kamis waktu setempat.

Di Deir al-Balah, lima warga gugur setelah drone tempur Israel menargetkan kamp pengungsi Al-Maghazi. Di barat laut Gaza, serangan drone lainnya merenggut nyawa empat warga dan melukai lainnya di kawasan Al-Maqousi. Di wilayah Be’er al-Na’ja, barat Jabalia, dua orang lagi syahid akibat serangan udara.

Sementara itu, di selatan Gaza, 12 orang gugur dalam serangan ke Kota Khan Younis sejak fajar. Serangan lain di wilayah Batn al-Samin juga menewaskan dua warga Palestina.

Jurnalis Al Jazeera melaporkan, militer Israel melakukan penghancuran rumah-rumah secara sistematis di tengah hujan artileri yang menghantam timur Khan Younis.

Tragedi juga terjadi di Rafah. Di dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan, 12 warga Palestina syahid dan sejumlah lainnya terluka setelah militer menembaki warga yang sedang mengantri bantuan. Di bagian utara Gaza, lima orang lainnya juga tewas di lokasi antrean bantuan di barat laut Gaza City.

Sementara itu, 13 warga gugur dan 200 lainnya terluka dalam insiden penembakan brutal oleh pasukan Israel terhadap kerumunan warga yang menunggu bantuan di dekat kawasan Netzarim, tengah Gaza, menurut laporan RS Al-Awda di Nuseirat.

Hamas: “Israel Jadikan Distribusi Bantuan sebagai Perangkap Maut”

Dalam pernyataan resminya, Hamas mengonfirmasi bahwa 26 warga Palestina tewas ditembak hari ini saat menunggu bantuan di lokasi yang mereka sebut sebagai “perangkap pembantaian”, yang didesain dan diawasi oleh militer Israel dan Amerika Serikat di selatan Gaza dan barat Rafah.

Sejak 27 Mei lalu, Hamas mencatat lebih dari 250 warga sipil syahid saat mengantre bantuan, dan ribuan lainnya luka-luka, sebagian besar dari mereka anak-anak dan perempuan yang kelaparan.

Pemadaman Internet: Gaza Diputus dari Dunia Luar

Militer Israel juga memutus jalur komunikasi utama di Gaza secara sengaja. Hamas menyebut ini sebagai tindakan agresif yang bertujuan melumpuhkan layanan medis dan kemanusiaan, serta memperparah penderitaan warga sipil.

Hamas memperingatkan, serangan ke infrastruktur sipil dan vital akan membahayakan seluruh populasi Gaza dan menyerukan kepada dunia internasional agar segera bertindak menghentikan kejahatan ini dan melindungi warga sipil serta fasilitas kemanusiaan.

Otoritas Telekomunikasi Palestina mengonfirmasi bahwa layanan internet dan telepon total terputus di seluruh Gaza setelah jalur serat optik terakhir dihancurkan Israel.

PBB (UNRWA) juga mengumumkan bahwa mereka kehilangan kontak sepenuhnya dengan tim kemanusiaannya di Gaza akibat pemadaman ini.

Kejahatan Perang di Depan Mata Dunia

Dengan dukungan penuh Amerika Serikat, Israel terus melancarkan genosida sejak 7 Oktober 2023: membunuh, membuat rakyat kelaparan, menghancurkan rumah dan tempat ibadah, serta mengusir paksa penduduk dari tanah mereka. Semua dilakukan dengan mengabaikan seruan dunia internasional dan perintah Mahkamah Internasional.

Sejauh ini, agresi Israel telah meninggalkan lebih dari 182.000 korban jiwa, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 11.000 warga masih dinyatakan hilang, dan ratusan ribu lainnya hidup dalam pengungsian dan kelaparan yang terus merenggut nyawa—termasuk anak-anak.

Sumber: Al Jazeera, Anadolu

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here