Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya ‘Palestina: Kewajiban yang Terlupakan’ menguraikan kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam, baik individu maupun kelompok, dalam rangka pembebasan Palestina dari penjajahan Israel. Dalam buku itu, dia menulis 1135 kewajiban untuk membebaskan Palestina. Menarikanya, dia menempatkan ‘kembali total kepada Allah (Al-‘Audatul Kamilatu Ilallah)’ sebagai poin pertama.
Menurut dia, Allah SWT menjadikan masalah Palestina sebagai standar penguji yang sangat akurat bagi keimanan seseorang. Palestina akan terus terjajah jika umat Islam menjauhi agamanya, kehilangan identitas, dan tidak mengikuti hukum Allah. Palestina akan kembali ke tangan kaum muslimin jika umat kembali secara total kepada Allah, menjalankan hukum-Nya dan sunnah Rasulullah SAW.
Dr. Raghib menilai mustahil keadaan umat Islam berubah menjadi mulia, lemah menjadi kuat, tertindas menjadi berkuasa jika tidak kembali secara total kepada Allah, menjalan hukum-Nya, bertaubat dari semua dosa, hingga mengeluarkan cinta terhadap dunia dari dalam hati.
Maka itu, kewajiban setiap muslim adalah mencari jalan dalam upaya menolong agama Allah dan Dia pun menolongnya. Cara dan sarana itu sangat banyak, di antaranya adalah sebagai berikut;
- Memperbaiki Akidah
Orang-orang yang akidahnya rusak dan jauh dari kebenaran mustahil mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Demikian juga orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya mendapatkan kesuksesan dalam memerdekakan Palestina.
Memperbaiki akidah membutuhkan ilmu dan kejernihan hati serta kesungguhan upaya yang berkelanjutan. Bahkan Allah akan menjadikan amalan orang-orang yang tidak beriman sia-sia, ibarat debu yang tertiup angin tanpa bekas sama sekali.
- Beriman kepada hari akhir
Salah satu syarat memerdekakan Palestina adalah memiliki keimanan yang kuat terhadap hari akhir. Keyakinan bahwa Allah akan membangkitkan semua manusia di hari akhir harus menjadi keyakinan kuat bagi setiap muslim. Di hari itu, Allah akan membalas semua amal perbuatan manusia, perbuatan besar maupun perbuatan kecil. Orang yang tidak menjadikan hari akhir sebagai keyakinan maka tidak akan berhasil memerdekakan Palestina.
- Memperbaiki dan selalu memperbaharui niat
Memperbaiki niat sangat penting. Perjuangan membebaskan Palestina harus dilandasi niat hanya ingin mendapatkan ridha Allah SWT. Niat setiap orang seringkali melenceng dari tujuan awalnya, sehingga harus diperbaharui dan dijaga setiap saat.
- Menyempurnakan ibadah
Setiap orang harus menjaga rutin salat di masjid, menghitung kewajiban zakat dengan teliti, melaksanakan puasa di bulan ramadhan, melaksanakan ibadah haji jika mampu. Jika seorang muslim melaksanakan hal itu dengan sempurna, dia akan segera memperbaiki kualitas ibadahnya dan memnyempurnakan kekurangannya dengan ibadah sunnah.
- Menghiasi diri dengan ahlak mulia
Seorang muslim tidak akan konsisten dalam memperjuangkan dan menolong agama Allah selama ahlak masih buruk dan perilaku masih menyimpang dari agama Allah. Memperbaiki ahlak dan perilaku adalah bukti konkret dalam menolong agama-Nya. Memperbaiki ahlak juga merupakan misi utama diutuskan Rasulullah SAW.
Dengan demikian, jalan yang ditempuh dalam memerdekakan Palestina harus berlandaskan pada kejujuran, amanah, kesucian, kemuliaan, dapat dipercaya, sikap kesatria, penuh kelembutan, dan sikap lain yang merupakan akhlak terpuji.
Selain itu, seorang muslim juga harus memperhatikan beberapa prinsip dan aturan budi luhur Islami seperti menjaga pandangan, menjaga hak alam, melindungi tetangga, menolong orang yang terkena bencana, bahkan memberikan raut wajah bersahabat, penuh senyum dan bersahaja. Semua itu bukan hal sulit dan berat, melainkan menjadi nilai-nilai luhur di dalam ajaran Islam.
- Mempelajari sejarah Rasulullah secara mendalam
Kehidupan Rasulullah SAW adalah gambaran agama Islam dan merupakan penerapan isi Al-Quran. Kejadian sepanjang hidup beliau sangat mungkin dialami oleh umat Islam saat ini, baik dalam permasalahan Palestina maupun lainnya.
Jika mencermati kehidupan Rasulullah secara seksama, maka seorang muslim akan mengetahui siapa musuh dan teman, siapa yang harus diajak berdamai dan diperangi akan nampak jelas, dam terpenting akan diketahui faktor-faktor yang menyebabkan kemenangan diberikan kepada umat Islam dan penyebab kekalahan.
- Amar makruf nahi munkar
Amar makruf nahi munkar adalah keutamaan yang hanya dimiliki umat Islam. Dengan amalan itu, umat Islam mendapat predikat sebagai umat terbaik. Begitu pula Rasulullah SAW mengaitkan antara kehormatan dan kedudukan umat Islam dengan syarat amar makruf nahi munkar. Bahkan, Allah mengingatkan semua hamba-Nya bahwa dengan meninggalkan perhatian terhadap permasalahan penting merupakan sebab yang akan mendatangkan laknat dan murka-Nya.
- Bertaubat dari dosa
Makna kembali total kepada Allah tidak akan mampu diraih jika masih berbuat dosa, meski hanya dosa kecil. Tidak pula tercipta makna permohonan pertolongan dalam masalah Palestina jika umat masih terjajah oleh syahwat dan hawa nafsu. Maka semua elemen umat memiliki kewajiban untuk meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Di sisi lain, perbuatan dosa menghambat datangnya pertolongan Allah SWT kepada umat Islam.
- Menghalalkan harta
Menghalalkan harta senantiasa berusaha untuk mendapatkan dan memanfaatkan harta yang halal dan bersih. Bukan hanya menjauhkan diri dari segala bentuk harta haram, termasuk harta syubhat. Menjauhi segala bentuk praktik riba, suap-menyuap, membentengi diri dari ambisi harta negara dan harta milik orang lain, membelanjakan harta sesuai porsinya, hingga menunaikan hak-hak dari harta yang diperoleh.
- Melatih diri untuk bersikap ridha atas qadha dan qadar Allah
Setiap perkara dan segala sesuatu hanya akan terjadi ketika Allah berkehendak. Allah hanya akan menetapkan sesuatu apa pun kecuali di dalamnya ada kebaikan. Sebuah perkara secara kasat mata bisa jadi tampak buruk sebagai sebuah hal buruk, padahal Allah menetapkan di dalam terdapat banyak sekali kebaikan dan kemaslahatan. Pertolongan Allah hanya akan diberikan kepada orang bersikap ridah atas hukum dan ketetapan-Nya.
- Tidak menjadikan musuh Allah sebagai pemimpin
Musuh Allah yang dimaksud bukan hanya kaum Yahudi, melainkan setiap orang yang memerangi kaum muslimin di seluruh dunia. Terdapat banyak fakta bahwa ketika musuh Allah dijadikan pemimpin, maka akan mendatangkan kekalahan untuk umat Islam.
Menjadikan musuh Allah sebagai pemimpin merupakan tanda iman lemah dan akidah yang rusak, sehingga kemenangan tidak akan datang dalam kondisi seperti itu.
- Mengkaji perjalanan hidup orang-orang saleh
Salah satu syarat penting dalam perjuangan memerdekakan Palestina adalah mempelajari perjalanan hidup orang-orang saleh, dimulai dari golongan para nabi dan rasul, para sahabat dan tabi’in, ulama dan para mujahidin, mereka yang menjadi simbol dan pemimpin umat, dan orang yang menjadi teladan umat pada masa sekarang.
Membaca sejarah mereka akan menumbuhkan harapan di dalam diri, membangkitkan semangat, menggerakkan antusiasme, menerangi jalan, membukakan cakrawala luas dalam amal dan jihad bagi kaum muslimin, melapangkan jalan untuk menghalau rintangan dan hambatan serta menghilangkan segala bentuk syubhat dan keraguan di dalam hati.
- Zuhud dan mengurangi ambisi terhadap kenikmatan dan perhiasan dunia
Hati yang terlilit ambisi kenikmatan dunia tidak akan bersungguh-sungguh berjuang memerdekakan negeri yang terjajah. Dia hanya hidup sendiri dengan keegoisannya, mementingkan harta dan kekuasaan, bahkan hanya mencari hiburan dan kemegahan. Maka tidak mungkin dia memberikan sumbangsih pertolongan bagi kemenangan umat.
- Senantiasa mengingat kematian
Sikap selalu mengingat kematian adalah hasil yang muncul dari sikap zuhud terhadap dunia. Mengingat kematian bukan hal negatif dan buruk, tetapi itu jalan sunnah Rasulullah SAW. Sikap itu akan membantu melakukan intropeksi diri, bertaubat dari segala bentuk dosa, mendekatkan diri kepada Allah, serta menjaga diri dari segala bentuk perilaku zalim.
- Menghadiri majelis-majelis ilmu
Majelis ilmu merupakan sarana paling cepat dan tepat dalam mewujudkan kemenangan umat, karena para ulama adalah pemimpin dan motor penggerak umat dan solusi tepat untuk menyelesaikan permasalahan krisis umat. Majelis ilmu juga akan mendatangkan ketenangan dan rahmat ke dalam hati umat Islam, dan jalan mendapatkan ampunan Allah SWT.
- Berdoa kepada Allah
Doa adalah senjata paling ampuh yang dimiliki kaum muslimin dalam perang melawan orang-orang kafir. Doa bukan perkara berkonotasi negatif yang berarti tidak membutuhkan upaya pendukung untuk mewujudkan sesuatu, karena doa tidak didengar dan dikabulkan kecuali jika diiringi usaha dan amal saleh. Doa adalah unsur terpenting dalam mewujudkan kemenangan dan unsur mutlak dalam mewujudkan kekuasaan.
Palestina membutuhkan lantunan doa yang tidak pernah terputus dan membutuhkan harapan yang tak pernah behenti. Sungguh, banyak sekali cobaan yang hanya akan diangkat oleh Allah dengan doa. Banyak perencanaan yang sukses karena dorongan doa. Betapa banyak kemenangan yang diraih karena dorongan doa. (Moe)