Amnesty Internasional menegaskan bahwa setiap upaya Israel untuk memindahkan warga Palestina secara paksa dari Jalur Gaza tergolong sebagai kejahatan perang. Dalam pernyataan resmi pada Rabu (6/5), lembaga HAM global itu menyerukan kepada Israel untuk segera menghentikan seluruh rencana aneksasi dan deportasi massal terhadap penduduk sipil Gaza.

“Israel harus segera membatalkan semua upaya pemindahan paksa dan penguasaan wilayah di Gaza,” tegas Amnesty, seraya menyebut bahwa tindakan semacam itu termasuk dalam kategori genosida yang masih terus berlangsung hingga kini.

Organisasi tersebut juga menyoroti bagaimana Israel memanfaatkan isu tawanan sebagai dalih untuk melegitimasi serangkaian kejahatan dan pelanggaran hak asasi terhadap rakyat Palestina.

Rencana Pendudukan Penuh dan Deportasi Bertahap

Pernyataan ini muncul setelah munculnya bocoran dari media Israel bahwa pemerintahan Netanyahu telah menyetujui rencana pendudukan penuh Jalur Gaza.

Kanal 12 Israel melaporkan bahwa kabinet perang (kabinett) telah meratifikasi operasi militer yang mencakup penguasaan total atas wilayah Gaza dan pemindahan warga Palestina dari utara ke selatan.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump juga memicu kontroversi pada Februari lalu dengan menyatakan dukungannya terhadap rencana menjadikan Gaza sebagai “Riviera Timur Tengah” setelah pengusiran massal penduduknya. Gagasan itu mendapat kecaman luas dari dunia internasional.

Situasi Kemanusiaan Memburuk

Meski telah menguasai sekitar sepertiga wilayah Gaza, Israel terus mendapat tekanan global untuk membuka akses bantuan kemanusiaan, yang telah diblokade sejak Maret 2024. Blokade ini memperburuk situasi gizi, kesehatan, dan keselamatan warga sipil di tengah agresi militer yang masih berlangsung.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan militer besar-besaran di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat. Agresi tersebut telah menyebabkan lebih dari 52.000 warga Palestina gugur, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan lainnya terluka, infrastruktur sipil hancur, dan jutaan warga mengungsi serta menderita kelaparan akut.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here