Pasukan Israel mulai menghancurkan sejumlah rumah di Kamp Pengungsi Noor Syams, yang terletak di sebelah timur Kota Tulkarm.
Pada saat yang sama, mereka juga mengirim bala bantuan militer ke Kota Jenin dari pos pemeriksaan sekitarnya, sementara serangan pemukim Israel terhadap warga Palestina dan lahan pertanian mereka terus berlanjut.
Pasukan Israel menghancurkan 17 bangunan setelah terlebih dahulu memaksa para penghuninya mengosongkan rumah mereka. Sehari sebelumnya, mereka telah memberi tahu keluarga-keluarga Palestina yang tinggal di rumah-rumah tersebut untuk segera mengosongkannya dan hanya diberi waktu tiga jam untuk mengambil barang-barang mereka.
Komite Rakyat di Kamp Noor Syams menyatakan bahwa rumah-rumah yang menjadi target penghancuran terletak di lingkungan Al-Manshiyya dan bahwa pengusiran paksa ini merupakan kelanjutan dari rencana yang telah dilaksanakan Israel beberapa hari sebelumnya di kamp tersebut dengan dalih pembangunan jalan baru.
Komite tersebut juga mengungkapkan bahwa kamp ini mengalami gelombang pengungsian besar-besaran setiap harinya, terutama di lingkungan Al-Maslach, Al-Manshiyya, Jabal As-Salihin, dan An-Nasr.
Jumlah warga yang mengungsi secara paksa telah melebihi 9.000 orang.
Sumber Palestina melaporkan bahwa pasukan pendudukan juga menghancurkan sejumlah rumah di Kamp Pengungsi Jenin dan membakar sebuah rumah di dalam kamp tersebut, bertepatan dengan kedatangan bala bantuan militer Israel ke Jenin dari pos pemeriksaan di sekitarnya.
Sumber-sumber tersebut menambahkan bahwa operasi pengusiran paksa yang dilakukan oleh pasukan Israel telah menyebabkan lebih dari 20.000 warga Palestina mengungsi.
Mereka tersebar di sekitar 39 desa, badan lokal, dan pusat penampungan di Provinsi Jenin. Saksi mata mengonfirmasi bahwa Kamp Jenin kini hampir kosong dari penduduk.
Jenin sendiri telah berada di bawah pengepungan ketat selama 45 hari sebagai bagian dari operasi militer Israel yang disebut “Tembok Besi” di wilayah utara Tepi Barat.
Sementara itu, Komite Media di Kamp Jenin mengungkapkan bahwa operasi militer Israel telah menyebabkan 30 warga Palestina syahid dan puluhan lainnya terluka, serta mengakibatkan penangkapan ratusan orang.
Komite tersebut memperingatkan bahwa Israel sedang menjalankan rencana untuk mengubah wajah kamp ini melalui penghancuran sistematis lebih dari 120 rumah secara total dan puluhan rumah lainnya secara parsial.
Di sisi lain, sumber-sumber dari Al Jazeera melaporkan bahwa terjadi bentrokan antara pemuda Palestina dan pasukan pendudukan Israel selama invasi mereka ke Kota Nablus di Tepi Barat.
Serangan Pemukim Israel
Dalam perkembangan terkait, pada Kamis (kemarin), sekelompok pemukim Israel mencabut dan menghancurkan sekitar 100 pohon zaitun di Desa Haris, sebelah barat Kota Salfit, Tepi Barat utara, sebagai bagian dari serangan berulang terhadap tanah milik warga Palestina.
Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, yang mengutip sumber-sumber lokal, para pemukim menyerbu daerah Abu Al-Ala, di mana mereka menebang pohon-pohon yang tersebar di lahan seluas 20 dunam milik warga Palestina bernama Khaled Aqel.
Selain itu, mereka juga mencuri peralatan pertanian dan tangki air.
Laporan Wafa juga mencatat bahwa daerah ini terus-menerus menjadi sasaran serangan dari pemukim dan pasukan pendudukan Israel, dengan tujuan menguasainya untuk memperluas permukiman ilegal.
Dalam konteks ini, organisasi hak asasi manusia Palestina “Al-Baydar” yang berfokus pada perlindungan komunitas Badui dan desa-desa yang terancam, mendokumentasikan 187 pelanggaran yang dilakukan oleh tentara Israel dan pemukim terhadap warga Palestina di komunitas Badui di Tepi Barat selama bulan Februari 2025.
Organisasi ini merinci bahwa mereka mencatat 39 pelanggaran di Hebron (selatan), 18 di Betlehem (selatan), 7 di Nablus (selatan), 21 di Jericho dan Lembah Yordan (timur), 33 di Tubas (utara), 21 di Provinsi Ramallah (tengah), serta 21 pelanggaran masing-masing di Salfit dan Qalqilya (utara), dan 6 pelanggaran di Al-Quds.
Dukungan terhadap Pemukim Israel
Di sisi lain, The Washington Post melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengatakan kepada para pemukim di Tepi Barat bahwa mereka harus bertindak dengan cara yang sama seperti tentara Israel di Gaza, yaitu dengan mengusir penduduk, “membersihkan wilayah,” dan menghancurkan apa yang disebutnya sebagai “infrastruktur terorisme.”
Surat kabar tersebut juga mengutip pernyataan Israel Ganz, kepala Dewan Permukiman “Yesha” di Tepi Barat, yang mengaku telah menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk menerapkan taktik tentara Israel di Gaza ke Tepi Barat, dalam upaya “melenyapkan infrastruktur terorisme yang berkembang pesat dan didanai oleh Iran,” menurut klaimnya.
Selain itu, The Washington Post juga mengutip pernyataan pejabat Israel yang mengungkapkan bahwa operasi militer di Tepi Barat merupakan yang terbesar dalam beberapa dekade dan dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk mengalahkan kelompok-kelompok bersenjata yang semakin kuat di Jenin, Tulkarm, dan Nablus.