Spirit of Aqsa- Para pemimpin partai politik Israel mengkritik berlanjutnya perang di Gaza dan mendesak dibuatnya kesepakatan untuk membebaskan tahanan yang ditahan di wilayah tersebut.
Yair Golan, pemimpin Partai Demokrat, menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperpanjang perang untuk kepentingan politik dan menggambarkan kematian setiap tentara Israel di Gaza sebagai bukti kelalaian pemerintah dalam aspek politik dan keamanan. Golan menyatakan bahwa perang di Gaza seharusnya sudah lama berakhir, tetapi Netanyahu mempertahankannya demi mempertahankan kekuasaan dan ilusi mengenai pemukiman di Gaza.
Ia juga menambahkan bahwa kesepakatan parsial untuk membebaskan para sandera adalah “jalan mengerikan menuju perang tanpa akhir di Gaza.”
Seruan Penarikan Pasukan
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, mengatakan bahwa keberadaan tentara Israel di Gaza menghambat peluang tercapainya kesepakatan menyeluruh untuk membebaskan para tahanan. Menurutnya, keberadaan militer di Gaza bertentangan dengan kepentingan politik dan keamanan Israel.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen mencapai kesepakatan untuk membebaskan “sandera” di Gaza, dan kuncinya ada pada pihak yang memiliki pengaruh terhadap Hamas.
Pembicaraan di Doha
Media Axios melaporkan bahwa Brett McGurk, penasihat senior Presiden AS untuk Timur Tengah, telah tiba di Doha untuk bergabung dalam pembicaraan mengenai pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza.
Namun, Channel 12 Israel melaporkan bahwa Direktur Mossad, David Barnea, menunda kunjungan yang dijadwalkan ke Doha untuk pembicaraan terkait kesepakatan pertukaran tahanan. Menurut surat kabar Yedioth Ahronoth, kunjungan Barnea ditunda sambil menunggu respons Hamas terhadap rincian kesepakatan yang diusulkan. Israel ingin melihat kemajuan lebih lanjut dalam negosiasi sebelum Barnea melanjutkan perjalanan ke Doha.
Keraguan dan Optimisme Hati-hati
Dalam beberapa hari terakhir, pejabat Israel dan AS mengungkapkan adanya kemajuan dalam negosiasi, yang dapat menghasilkan kesepakatan dalam waktu dekat. Namun, masih ada keraguan mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa negaranya berharap bisa mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza dalam dua minggu ke depan. Ia optimistis bahwa gencatan senjata dapat dicapai, baik selama masa jabatan Presiden Joe Biden maupun setelahnya.
Di sisi lain, Israel Hayom melaporkan bahwa Netanyahu telah mengadakan pertemuan terbatas untuk membahas perkembangan pembicaraan kesepakatan tersebut. Meski ada laporan kemajuan signifikan, Channel 12 menegaskan bahwa “terlalu dini untuk mengklaim kesuksesan.”
Sumber: Al Jazeera