Spirit of Aqsa- Pertahanan sipil Gaza mengumumkan, lebih dari 400 warga Palestina gugur di wilayah utara Jalur Gaza dalam dua minggu terakhir. Itu terjadi sejak pasukan Israel melancarkan kampanye pembantaian massal di wilayah tersebut yang tengah terkepung.
Juru bicara pertahanan sipil, Mahmoud Basal, mengatakan kepada AFP bahwa lebih dari 400 jenazah telah dievakuasi dari berbagai lokasi serangan di wilayah Gaza Utara, yang mencakup Jabalia dan kamp pengungsinya, serta kota Beit Lahia dan Beit Hanoun. Serangan ini dimulai sejak operasi militer Israel pada 6 Oktober.
Wilayah Gaza Utara telah berada di bawah serangan pembantaian Israel selama 15 hari berturut-turut, dengan rumah-rumah dan tempat penampungan menjadi target, serta penghancuran dan pembakaran lingkungan permukiman secara menyeluruh. Pasukan pendudukan juga menghentikan pasokan makanan, air, dan obat-obatan ke wilayah tersebut, yang menurut pejabat Palestina menciptakan kondisi kemanusiaan dan kesehatan yang sangat memprihatinkan.
Dalam perkembangan terkait, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada hari yang sama bahwa jumlah korban tewas akibat pembantaian yang dilakukan Israel telah mencapai 42.519 syahid, dengan 99.637 orang terluka sejak 7 Oktober 2023.
Selama 24 jam terakhir, tentara Israel dilaporkan melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Gaza, dengan 19 jenazah dan 91 korban luka yang berhasil dibawa ke rumah sakit.
Kementerian Kesehatan juga menambahkan bahwa masih ada sejumlah korban yang tertimbun di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, sementara tim medis dan pertahanan sipil tidak dapat mencapai mereka.
Selain korban tewas dan luka-luka, serangan Israel telah menyebabkan ribuan orang hilang serta kehancuran besar pada bangunan permukiman dan infrastruktur, serta menciptakan kelaparan yang mematikan, terutama di wilayah utara, yang telah merenggut nyawa anak-anak dan orang tua.
Pada Jumat lalu, juru bicara UNICEF, James Elder, mengatakan bahwa “perkiraan konservatif menunjukkan jumlah anak-anak yang tewas di Gaza telah melebihi 14.100 jiwa.”
Elder menambahkan bahwa “Gaza adalah manifestasi nyata dari neraka di bumi bagi satu juta anak di sana. Situasinya semakin memburuk.”
Meskipun ada keputusan Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikan serangan serta perintah dari Mahkamah Internasional untuk mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza, Israel tetap melanjutkan pembantaian ini, mengabaikan kecaman internasional.
Sumber: AFP