Spirit of Aqsa– Pasukan Israel terus memperketat pengepungan di wilayah utara Jalur Gaza, sementara puluhan jenazah dilaporkan masih tergeletak di jalanan di wilayah utara pada hari keenam pengepungan tersebut.
Sejumlah warga dilaporkan syahid di berbagai wilayah di Gaza akibat serangan udara Israel, termasuk serangan yang menghantam rumah-rumah di daerah Al-Alami dan Tel Al-Zaatar, di Kamp Jabalia, Gaza Utara.
Menurut laporan tim pertahanan sipil Gaza, pasukan Israel telah sepenuhnya memblokade wilayah utara Gaza dan memutusnya dari Kota Gaza. Sejak Minggu pagi, pasukan pendudukan Israel telah mencegah masuknya pasokan kebutuhan pokok ke wilayah utara, mengancam kelangsungan hidup warga Palestina di sana.
Puluhan jenazah masih belum dapat dievakuasi karena gempuran Israel yang terus berlanjut. Infrastruktur di Gaza Utara dilaporkan hancur parah, membuat mobilitas di daerah tersebut nyaris mustahil.
Pihak pertahanan sipil Gaza juga memperingatkan bahwa evakuasi rumah sakit di wilayah utara akan menyebabkan kehancuran total sistem kesehatan dan meningkatkan penderitaan warga.
Sumber-sumber medis melaporkan bahwa sejak pagi, 56 warga syahid akibat serangan Israel, termasuk 26 orang yang syahid dalam serangan terhadap Sekolah Rufaidah di barat Deir al-Balah yang menampung para pengungsi.
Otoritas setempat mengatakan bahwa pasukan Israel sengaja menargetkan sekolah tersebut karena mereka mengetahui bahwa ribuan pengungsi, termasuk anak-anak dan wanita, berlindung di sana. Dengan serangan ini, jumlah pusat pengungsian yang telah dibom oleh Israel mencapai 190 lokasi.
Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, Israel telah melakukan lima pembantaian di berbagai wilayah Gaza, dengan 55 orang syahid dan 166 lainnya terluka. Sejak 7 Oktober, jumlah syuhada akibat agresi Israel telah mencapai 42.065, dengan 97.886 terluka.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal organisasi Médecins Sans Frontières (MSF), Christopher Lockyear, mengutuk serangan terhadap tenaga medis dan pekerja kemanusiaan di Gaza dan Lebanon. Dia menekankan pentingnya menghentikan serangan terhadap fasilitas medis segera.
Sumber: Al Jazeera