Spirit of Aqsa- Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyebut Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bersama dengan Presiden Joe Biden, sengaja menutupi fakta tentang kelaparan warga Palestina di Gaza dan menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza di hadapan Kongres.

Menurut Hamas, tindakan ini dilakukan karena khawatir akan memengaruhi pasokan senjata untuk militer Israel, yang menunjukkan keterlibatan pemerintah AS, khususnya Blinken dan Biden, dalam kejahatan genosida terhadap rakyat Palestina.

Hamas menilai bahwa tindakan kriminal Blinken ini harus diselidiki oleh tokoh-tokoh yang memiliki integritas di Kongres dan lembaga hukum AS. Hal ini karena keputusan tersebut telah menyebabkan kematian ribuan warga Gaza, baik melalui pembunuhan langsung dengan senjata AS maupun melalui konspirasi dengan kebijakan kelaparan, yang melanggar prinsip-prinsip dasar hukum internasional kemanusiaan.

Hamas juga mendesak lembaga hukum internasional, terutama Mahkamah Pidana Internasional (ICC), untuk mengambil tindakan hukum terhadap Menteri Luar Negeri AS atas keterlibatannya dalam kelaparan dan genosida yang disengaja terhadap warga Palestina di Gaza.

Sebelumnya, situs berita AS ProPublica melaporkan, Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan Biro Pengungsi di Departemen Luar Negeri AS mengirimkan penilaian pada April lalu kepada Blinken dan pejabat lainnya. Penilaian itu menyebut bahwa Israel menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Laporan tersebut juga menunjukkan, hukum AS mengharuskan pemerintah menghentikan pengiriman senjata ke negara-negara yang menghalangi bantuan kemanusiaan yang didukung AS. Situs berita tersebut menambahkan bahwa Blinken dan Biden menolak kesimpulan dari USAID dan Biro Pengungsi di Departemen Luar Negeri.

Dalam laporan itu, disebutkan bahwa pada Mei lalu, Blinken berpidato di hadapan Kongres, menyatakan bahwa ia tidak menganggap Israel mencegah atau membatasi pengiriman bantuan kemanusiaan AS ke Gaza.

Padahal, USAID sebelumnya telah mengirimkan memo kepada Blinken, yang menyebutkan bahwa Israel menghambat bantuan dengan membunuh pekerja kemanusiaan, mengebom ambulans dan rumah sakit, menghancurkan lahan pertanian, serta tidak mengizinkan distribusi bantuan yang tertahan di gudang.

Sumber: Al Jazeera, Media AS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here