Indonesiainside.id- Para analis politik dan militer menilai bahwa Israel berusaha keluar dari Jalur Gaza dan menciptakan citra kemenangan melalui serangan-serangan yang ditujukan ke Lebanon. Namun, Israel dinilai tidak memiliki rencana strategis yang jelas pasca serangan tersebut, dan masyarakat Israel akan bereaksi keras, terutama terkait dengan nasib tawanan di Gaza.

Ketegangan antara Israel dan Hezbullah meningkat dalam dua hari terakhir, setelah kematian 37 orang dan ribuan terluka akibat ledakan perangkat komunikasi di seluruh Lebanon.

Pada Jumat (20/9/2024), militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah membunuh pemimpin militer Hezbullah, Ibrahim Aqil, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut.

Pakar militer dan strategis, Brigadir Jenderal Elias Hanna, menyatakan, Israel telah memasuki fase baru dalam peristiwa dengan pendekatan baru.

Hanna menambahkan, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berusaha untuk keluar dari Gaza dan beralih ke front Lebanon untuk menunjukkan bahwa ia telah mencapai kemenangan. 

Dia menegaskan, front ini akan menjadi ujian terbesar bagi Israel, terutama karena Sekretaris Jenderal Hezbollah, Hassan Nasrallah, sering berbicara tentang “prinsip kami adalah meraih keuntungan tanpa mengalami kerugian, ketahanan, dan kesabaran.”

Meskipun perlawanan di Jalur Gaza telah mencegah Israel mencapai tujuan strategis, Netanyahu ingin membawa konflik ini ke tingkat regional dan menarik Amerika Serikat untuk terlibat, dengan tujuan menyerang Iran dan proyek nuklirnya.

Menurut akademisi dan ahli urusan Israel, Mahmoud Yizbak, Netanyahu, yang gagal di Gaza, tidak akan mampu mencapai keberhasilan strategis dalam pertempuran di Lebanon. 

Dia menyebutkan, ada pertanyaan yang muncul di Israel mengenai tujuan dan hasil dari serangan ke Lebanon, serta apakah serangan tersebut dapat mengembalikan para pemukim ke rumah mereka. Yizbak memperkirakan bahwa masyarakat Israel akan kembali membahas isu Gaza dan para tawanan yang ada di sana.

Yizbak juga meragukan kemampuan Netanyahu dan pemerintahnya untuk mengembalikan para pemukim di utara ke rumah mereka, karena serangan yang dilakukan ke Lebanon bersifat taktis dan tidak menyentuh level strategis Israel.

Di sisi lain, pakar urusan Israel, Ali Haidar, menyatakan bahwa Israel telah meningkatkan intensitas serangannya terhadap Hezbullah untuk memberikan tekanan. Namun, Hezbullah juga akan meningkatkan responsnya. Dia meyakini  respons Hezbullah kali ini akan berbeda. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here