Spirit of Aqsa- Fitch Ratings, lembaga pemeringkat global terhadap suatu negara,menurunkan peringkat kredit Israel satu tingkat dari “A+” menjadi “A” di tengah berlanjutnya pembantaian di Jalur.
Penurunan ini mencerminkan dampak perang yang terus berlanjut di Gaza, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan operasi militer di berbagai front. Fitch juga mempertahankan prospek negatif untuk Israel, yang berarti kemungkinan adanya penurunan lebih lanjut.
Fitch adalah lembaga pemeringkat ketiga yang menurunkan peringkat obligasi pemerintah Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, mengikuti langkah serupa oleh Moody’s dan Standard & Poor’s.
Kondisi Ekonomi yang Memburuk
Penurunan peringkat kredit yang terus berlanjut mengindikasikan bahwa Israel mungkin menghadapi kesulitan dalam membayar utangnya. Defisit anggaran Israel telah meningkat hingga 8,1% dari PDB, disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah dan militer selama perang yang memasuki bulan ke-11.
Situasi ini juga memperlihatkan bahwa defisit fiskal Israel akan sulit terkendali, dengan perkiraan akhir tahun sebesar 7,8%, jauh lebih tinggi dari proyeksi awal pemerintah sebesar 6,6%.
Dampak Penurunan Peringkat Kredit
Peringkat kredit mengukur risiko dalam membeli obligasi utang suatu negara dan kemampuannya untuk membayar utang. Penurunan peringkat akan membuat investor menuntut suku bunga yang lebih tinggi, yang akan menambah beban anggaran pemerintah Israel untuk membayar bunga utang. Akibatnya, investasi pemerintah dapat menurun karena anggaran yang tersedot untuk membayar utang dan bunganya.
Penurunan peringkat juga mencerminkan kekhawatiran terhadap stabilitas finansial dan politik, yang dapat mengurangi kepercayaan investor domestik dan internasional, menghambat aliran investasi ke negara tersebut. Mata uang lokal, yaitu shekel, juga mengalami tekanan, yang dapat meningkatkan inflasi dan menurunkan daya beli warga.
Pada hari Senin, nilai shekel turun hingga 1,7% terhadap dolar, dan pasar saham di Tel Aviv ditutup dengan penurunan sekitar 1,5%.
Reaksi Terhadap Penurunan Peringkat
Beberapa pihak melihat penurunan peringkat kredit Israel sebagai akibat alami dari perang di Gaza, yang telah memperburuk ketegangan di kawasan dan menimbulkan serangan dari Lebanon serta ancaman dari Iran.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menyebut penurunan ini sebagai akibat dari perang dan meningkatnya risiko geopolitik. Ia yakin bahwa setelah kemenangan, ekonomi Israel akan pulih dan peringkat kredit akan naik kembali.
Namun, pihak oposisi dan organisasi masyarakat sipil mengkritik penurunan peringkat ini sebagai tanda kegagalan pemerintah dalam mengelola dampak ekonomi perang. Mereka menyerukan langkah-langkah untuk menutup kementerian yang tidak perlu, menghilangkan dana koalisi, dan mengalihkan anggaran ke sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi.