Spirit of Aqsa– Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, Dr. Mustafa Barghouti, memperingatkan, situasi saat ini di Tepi Barat merupakan tantangan paling berbahaya yang dihadapi rakyat Palestina sejak Nakba 1948. Peringatan ini muncul setelah serangkaian keputusan terbaru yang diambil oleh Knesset Israel.
Dewan Keamanan Israel telah menyetujui langkah-langkah yang diajukan oleh Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang mencakup perluasan permukiman di Tepi Barat. Keputusan itu juga melegalkan lima permukiman di daerah yang seharusnya berada di bawah otoritas Palestina.
Barghouti mengatakan, keputusan ini berarti pengumuman pencaplokan Tepi Barat oleh Israel. hal itu karena pertama kalinya Israel mencabut kewenangan keamanan dari otoritas Palestina di wilayah “C”, serta mencabut kewenangan sipil di wilayah “B”.
“Ini berarti 82% dari Tepi Barat kini berada di bawah kendali militer dan keamanan Israel. Israel telah sepenuhnya membatalkan Perjanjian Oslo dengan mengambil langkah-langkah ini,” ujar Barghouti, dikutip Aljazeera, Sabtu (29/6/2024).
Barghouti menunjukkan, keputusan Knesset bertujuan untuk mengisraelisasi dan menganeksasi Tepi Barat ke negara Israel. Mereka berupaya mengubah wilayah yang diduduki menjadi bagian dari Israel sepenuhnya. Itu sesuai dengan rencana Smotrich yang bertujuan memperluas permukiman dan mengisolasi desa-desa dan kota-kota Palestina sepenuhnya.
“Proyek pengisraelisasian Tepi Barat saat ini diadopsi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang telah mendedikasikan karir politiknya untuk mencegah berdirinya negara Palestina merdeka. Media Israel sering melebih-lebihkan tentang senjata perlawanan untuk membenarkan pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel,” ujar Barghouti.
Barghouti berpendapat, Israel selalu melihat otoritas Palestina sebagai agen keamanan dan bukan sebagai otoritas sejati. Dia mengutip pembicaraan beberapa pemimpin Israel tentang pembentukan “entitas” untuk mengelola Jalur Gaza atas nama Israel yang khawatir akan adanya hubungan antara Tepi Barat dan Gaza.
“Israel menginginkan otoritas yang mengurus urusan sipil warga Tepi Barat, sementara mereka mengisraelisasi dan menganeksasi Tepi Barat tanpa tanggung jawab atau biaya,” tutur Barghouti.