Spirit of Aqsa- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk membahas upaya diplomatik pasca perang dan pentingnya hal tersebut. Mereka juga membicarakan langkah-langkah untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza. Pertemuan ini merupakan bagian dari kunjungan kedelapan Blinken ke wilayah tersebut sejak 7 Oktober 2023.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, Blinken menegaskan dalam pertemuannya di Yerusalem Barat bahwa usulan gencatan senjata yang sedang dipertimbangkan dapat memberikan ketenangan di sepanjang perbatasan utara Israel dan meningkatkan integrasi dengan negara-negara di kawasan tersebut. Ia juga menekankan pentingnya mencegah perluasan konflik.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan bahwa sebelum Dewan Keamanan mengadopsi resolusi yang mendukung usulan gencatan senjata di Gaza, Blinken menegaskan dukungan AS dan para pemimpin dunia terhadap rencana komprehensif Presiden Joe Biden. Rencana tersebut mencakup gencatan senjata segera, pembebasan semua tahanan, serta peningkatan bantuan kemanusiaan secara signifikan di Gaza.

Blinken juga menegaskan komitmen Washington terhadap keamanan Israel, termasuk mencegah terulangnya peristiwa 7 Oktober 2023, yang merujuk pada Operasi Badai Al-Aqsa.

Dalam kunjungannya ke Israel, Blinken juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, di Tel Aviv untuk membahas usulan gencatan senjata di Gaza.

Kunjungan ke Kairo

Sebelum tiba di Tel Aviv, Blinken mengakhiri kunjungannya ke Kairo pada Senin lalu dengan menyatakan bahwa mencapai gencatan senjata akan membuka jalan bagi penghentian berkelanjutan pertempuran di Gaza. Ia menyebutkan bahwa kesepakatan adalah cara terbaik untuk membebaskan tahanan.

Blinken menuduh Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tidak tercapainya kesepakatan dan menyebut bahwa kelompok tersebut belum menerima usulan tersebut. Ia meminta para pemimpin kawasan untuk menekan Hamas agar menerima gencatan senjata di Gaza, dengan menyebut Hamas sebagai “satu-satunya hambatan” dalam mencapai tujuan ini.

Blinken juga menegaskan bahwa Washington berupaya untuk memasukkan lebih banyak bantuan ke Gaza, “terlepas dari tercapainya kesepakatan atau tidak.”

Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, dalam pertemuannya dengan Blinken, menekankan pentingnya upaya internasional untuk menghilangkan hambatan terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza, mengakhiri perang di wilayah tersebut, mencegah perluasan konflik, dan melanjutkan solusi dua negara.

El-Sisi dan Blinken sepakat untuk meningkatkan upaya mencapai gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan.

Pada 31 Mei lalu, Presiden AS Joe Biden mengumumkan sebuah usulan “Israel” yang mencakup tiga tahap: gencatan senjata, penarikan Israel dari Gaza, dan pertukaran tahanan di Gaza dengan tahanan Palestina di Israel serta bantuan untuk rekonstruksi Gaza.

Hamas menyatakan melihat “positif” usulan tersebut dan menyatakan kesiapan untuk menerima kesepakatan yang memenuhi tuntutan utama mereka, yaitu gencatan senjata di Gaza dan penarikan penuh pasukan Israel.

Upaya Amerika Serikat

Sementara itu, The Washington Post melaporkan bahwa titik utama perselisihan dalam negosiasi pertukaran tahanan adalah keinginan Hamas untuk gencatan senjata permanen. Menurut sumber-sumber, Israel menginginkan kemenangan penuh sebagai imbalan, yang dinilai tidak realistis.

NBC News melaporkan bahwa pejabat pemerintahan Biden membahas kemungkinan negosiasi terpisah dengan Hamas yang dimediasi oleh Qatar untuk membebaskan lima tahanan Amerika. Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa operasi Israel untuk mengembalikan empat tahanan Israel akan mempersulit upaya Blinken dalam mencapai kesepakatan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here