Spirit of Aqsa– Israel meningkatkan serangan udara di Rafah pada Kamis malam (25/4) setelah menyatakan hendak melancarkan serangan darat ke Kota Rafah, Jalur Gaza Selatan. Mereka melancarkan serangan habis-habisan meskipun sekutu memperingatkan bahwa hal ini dapat menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar.

Petugas medis di daerah kantong Palestina yang terkepung melaporkan lima serangan udara Israel di Rafah pada Kamis pagi 25 April 2024 yang menghantam sedikitnya tiga rumah, enam orang syahid termasuk seorang jurnalis lokal.

“Kami takut dengan apa yang akan terjadi di Rafah. Tingkat kewaspadaan sangat tinggi,” Ibrahim Khraishi, duta besar Palestina untuk PBB, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 26 April 2024.

“Beberapa orang pergi, mereka takut dengan keluarga mereka, tapi ke mana mereka bisa pergi? Mereka tidak diizinkan pergi ke utara sehingga dikurung di wilayah yang sangat kecil,” ucap Khraisi.

Jalur Gaza memiliki panjang sekitar 40 km dan lebar antara 5 km hingga 12 km dan merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia.

Pada bulan ketujuh perang udara dan darat yang menghancurkan, pasukan Israel juga kembali membombardir wilayah utara dan tengah wilayah kantong tersebut, serta timur Khan Younis di selatan.

Tujuan Israel adalah untuk menghancurkan Hamas, meskipun tidak jelas bagaimana mereka akan melakukannya.

Sebuah tim PBB yang mengunjungi lokasi persiapan dan dermaga untuk operasi bantuan maritim terpaksa berlindung di bunker setelah daerah tersebut diserang.

“Mereka berada di sana selama beberapa waktu, tetapi tidak ada yang terluka. Kabinet perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan untuk membahas cara menghancurkan sisa-sisa terakhir, seperempat batalyon terakhir Hamas, di Rafah dan di tempat lain,” ucap juru bicara pemerintah David Mencer.

Dia menolak mengatakan kapan atau apakah forum rahasia itu akan memberikan lampu hijau untuk operasi darat di Rafah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here