Spirit of Aqsa, Palestina- Ekonom Israel menunjukkan, ekonomi Israel menyusut 19,4% secara tahunan pada kuartal keempat 2023. Hal itu dipengaruhi oleh perang di Jalur Gaza. Setelah data diumumkan, syikal turun 0,6 terhadap dolar.
Menurut kantor statistik Israel pada Senin (18/2), perang telah mengganggu pertumbuhan, terutama dengan pemanggilan sejumlah besar tentara cadangan dan pengungsian puluhan ribu orang dari kota-kota perbatasan dekat Gaza dan Lebanon akibat konflik yang terus menerus.
Sepanjang 2023, perekonomian tumbuh sebesar 2% dibandingkan dengan 6,5% pada 2022, dan perekonomian Israel berada pada jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan keseluruhan sekitar 3,5% selama 2023 sebelum 7 Oktober 2023.
Perekonomian Israel pada kuartal terakhir 2023 dipengaruhi oleh penurunan belanja swasta, pendorong utama pertumbuhan, sekitar 26,9%, penurunan ekspor sebesar 18,3%, dan penurunan investasi pada aset tetap sebesar 67,8%, khususnya dalam real estat perumahan.
Pengeluaran pemerintah, terutama untuk biaya perang dan kompensasi bagi perusahaan dan keluarga yang terkena dampak, melonjak sebesar 88,% pada kuartal tersebut.
Beberapa hari yang lalu, Moody’s, lembaga pemeringkat kredit, menyatakan telah menurunkan peringkat lima bank Israel, beberapa hari setelah mengumumkan pihaknya menurunkan peringkat negara tersebut dengan prospek negatif.
Badan tersebut menurunkan peringkat bank Hapoalim, Leumi, Mizrahi Tefahot, Diskon, dan Internasional sebanyak satu derajat dari A2 menjadi A3.
Sementara itu, Calcalist, sebuah situs yang mengkhususkan diri pada perekonomian Israel, mengatakan bahwa “jika perang meningkat, kerusakan pada bank akan lebih parah dari yang terlihat.”