Spirit of Aqsa, Palestina- Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, mengungkapkan, penarikan lima brigade militer Israel dari Jalur Gaza merupakan tanda kekalahan.
Israel secara bertahap menuju fase ketiga perang di Jalur Gaza, setelah mengumumkan demobilisasi lima brigade tempur, termasuk brigade cadangan. Namun, para ahli menegaskan, penarikan brigade tersebut menegaskan bahwa Tel Aviv gagal mencapai tujuan perang digembar-gemborkan.
Barghouti percaya demobilisasi brigade tempur adalah awal dari peralihan ke tahap ketiga karena ketidakmampuan tentara Israel untuk melanjutkan pertempuran dan kegagalan yang jelas untuk mencapai tujuan.
“Israel gagal mencapai tujuan utama pembersihan etnis di Jalur Gaza, secara keseluruhan atau sebagian, selain gagal membebaskan para tahanan, gagal mengalahkan perlawanan (pejuang Palestina) dan gagal memperluas kendali atas area mana pun yang dimasuki tank Israel,” kata Barghouti, dikutip Aljazeera, Senin (1/1).
Dia menunjukkan, ada kebingungan dan kontradiksi yang jelas di antara Benjamin Netanyahu dan sekutunya dari sayap kanan ekstrem. Hal itu menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara tujuan yang dinyatakan dan kenyataan yang tidak dapat diatasi.
“Israel ingin membuat zona penyangga di sepanjang pagar perbatasan dengan Gaza, dan juga mengontrol wilayah Lembah Gaza, dan poros Philadelphia (poros perbatasan Salah al-Din antara Mesir dan Gaza). Tentara Israel tidak akan mampu mencapai hal ini setelah kegagalannya menghadapi perlawanan,” kata Barghouti.
Mengenai kemungkinan intervensi Amerika, Barghouti percaya bahwa Presiden AS Joe Biden berisiko kehilangan posisinya sebagai Presiden Amerika Serikat. Itu mengingat transformasi besar-besaran dalam masyarakat Amerika. Hal itu menunjukkan Biden berupaya menyelamatkan dirinya sendiri dengan memberikan tekanan pada Netanyahu, yang menghadapi risiko dipenjara setelah perang berakhir.