Spirit of Aqsa, Palestina- Delegasi Uni Emirat Arab (UEA) untuk Dewan Keamanan PBB, Lana Nusseibeh, menilai Israel tidak bisa berlindung di balik istilah “membela diri” untuk melakukan pembantaian di Jalur Gaza.
Menurut dia, argumen Israel untuk membela diri sudah lemah dan tidak bisa menjadi alasan. “Langkah-langkah berani perlu diambil terkait perang di Jalur Gaza,” Katanya, dikutip Elbalad News, Ahad (31/12).
Dia juga menyoroti tindakan radikal dan ekstrim warga Israel tergadap warga Palestina di Tepi Barat tidak bisa dibiarkan lagi. Di sisi lain, janji Israel untuk mengakhiri pembantaian palsu dan berlindung di balik ‘membela diri’.
“Perang dimulai setelah serangan tanggal 7 Oktober, dan kami diberitahu bahwa perang tersebut (Agresi Militer Israel) bertujuan untuk membela diri, dan setelah 3 bulan kami menemukan bahwa janji-janji tersebut palsu,” kata Lana.
Sementara itu, perwakilan Palestina untuk DKK PBB, Duta Besar Riyad Mansour, menjelaskan, Israel mengepung 2,3 juta orang di Gaza dan beberapa bulan terakhir adalah bulan terburuk bagi penduduk Tepi Barat.
“8.000 warga Palestina berada di bawah reruntuhan bangunan yang menjadi sasaran bom Israel, dan ketabahan rakyat Palestina adalah musuh utama Israel,” kata Mansour.