Spirit of Aqsa, Palestina- Ketua PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas, menegaskan, Palestina merupakan negara terjajah yang berusaha bangkit dari cengkraman kezaliman zionis Israel. Dia menyoroti nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan prinsip perdamaian yang menjadi bagian integral dari identitas bangsa Indonesia.
Dia menekankan, Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman budaya dan agama. Sebagai bangsa yang memiliki warisan budaya yang begitu beragam, Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian di seluruh dunia.
“Kita adalah bangsa yang beragama dan berbudaya. Kita adalah bangsa yang menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai peri kemanusiaan dan peri keadilan. Kita adalah bangsa yang telah diberi amanat konstitusi untuk menciptakan perdamaian di dunia,” tutur Abbas saat menyampaikan orasi dalam Aksi Bela Palestina di Monas, pada Ahad (5/11).
Anwar Abbas juga menunjukkan konstitusi Indonesia yang mewajibkan negara ini untuk berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Oleh karena itu, ia menegaskan penolakan terhadap segala bentuk penjajahan di seluruh dunia.
Lebih lanjut, Anwar Abbas mengungkapkan solidaritas dengan rakyat Palestina yang telah hidup dalam penindasan dan pendudukan selama bertahun-tahun oleh Israel, sejak tahun 1948. Ia mengakui bahwa kemerdekaan adalah hak dasar setiap bangsa, dan rakyat Palestina berhak untuk memiliki negara merdeka dan berdaulat. Namun, hingga saat ini, impian tersebut belum terwujud.
“Karena itu kita menolak segala macam bentuk penjajahan di atas muka bumi ini. Kita berprinsip bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Karena itu wajib hukumnya untuk membela rakyat dan bangsa yang terjajah, seperti yang dialami oleh rakyat Palestina saat ini,” ucap Anwar Abbas.
Menurutnya, rakyat Palestina telah berjuang tanpa henti demi kemerdekaan mereka, dan mereka siap menggunakan segala cara termasuk angkat senjata dalam perjuangan mereka. Pesannya adalah untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina menuju kemerdekaan dan hak untuk menentukan nasib sendiri dalam negara yang bebas dan berdaulat.
“Kalau kita tanya mereka mau apa, maka tentu jawaban mereka hanya satu yaitu mereka ingin merdeka dan terbebas dari penjajahan Israel, sehingga mereka bisa membentuk negara yang merdeka dan berdaulat, di mana mereka bisa dengan bebas dan leluasa untuk membuat kebijakan dan menentukan nasib mereka sendiri,” tutur pria kelahiran Sumatera Barat ini.