Seorang pemuda Palestina gugur ditembak pasukan pendudukan Israel, Ahad (26/10) malam, di dekat pos pemeriksaan Meitar, selatan Hebron. Enam warga lainnya turut terluka dalam dua serangan terpisah di Tepi Barat. masing-masing di kamp pengungsi Al-Am’ari, Kota Al-Bireh, dan di Qabatiya, selatan Jenin.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengonfirmasi identitas syahid: Mohammad Bassam Tayeh Shu’ur, 20 tahun. Ia ditembak di dekat kota Dhahriya dan jasadnya telah dibawa tim Bulan Sabit Merah Palestina ke RS Dura Pemerintah.

Sumber lokal menyebut pasukan Israel menembak langsung ke arah warga saat menggerebek Qabatiya, menyebabkan dua orang terluka parah. Bulan Sabit Merah mencatat kedua korban telah dievakuasi ke RS Jenin. Di Al-Am’ari, empat orang lainnya juga terkena peluru (satu di bagian perut, satu di kaki) saat pasukan menyerbu permukiman dan menembak ke arah warga tanpa peringatan.

Gelombang Penangkapan

Sejak dini hari, pasukan pendudukan melancarkan gelombang penggerebekan dan penangkapan di berbagai wilayah Tepi Barat. Rumah-rumah warga digeledah, sejumlah keluarga diinterogasi, dan sebagian besar laki-laki muda ditangkap.

Di Hebron, lima warga ditahan setelah pasukan mendatangi beberapa lingkungan padat penduduk. Di Ramallah, pasukan menangkap Muhammad Ahmad Khroub (seorang anak), serta Alaa dan Nour Abu Safiya, dan Fawzi Zaid, setelah menggerebek Kamp Jalazoun di utara kota.

Pasukan juga menyerbu desa Kober, menahan seorang mantan tahanan yang dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran terakhir, bagian dari pola berulang Israel untuk menekan mantan narapidana politik Palestina.

Di Tulkarm dan Jericho, rumah-rumah digeledah, satu orang ditahan. Di Nablus, pasukan besar masuk melalui pos Tur, menembakkan gas air mata ke pemuda yang mencoba menghalangi dengan batu.
Sementara di Al-Quds, seorang buruh Palestina ditembak di paha ketika mencoba melintasi tembok pemisah di desa Al-Ram.

Kekerasan Pemukim terhadap Petani

Tak berhenti pada peluru, kekerasan juga datang dari para pemukim bersenjata. Dalam laporan yang dikutip media Israel, gelombang serangan terhadap petani zaitun Palestina di Tepi Barat disebut sebagai yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.

Di desa Al-Mughayyir (timur Ramallah), pemukim menyerang warga yang tengah memanen zaitun dan mencuri hasil panen mereka sebelum melarikan diri.

Di Al-Shuyukh (timur Hebron), mereka mencabut 50 pohon zaitun milik warga bernama Aref Mahmoud Owaidat.

Sementara di Beit Awwa (barat Hebron), pemukim dari koloni Negohot menggarap paksa lebih dari 500 dunum lahan pertanian dalam upaya memperluas wilayah mereka. Menurut sumber setempat, mereka berupaya menguasai area subur seluas 1.000 dunum antara desa Sikka dan Beit Awwa.

Musim panen zaitun (yang seharusnya jadi musim kebersamaan dan rezeki) kembali berubah menjadi musim ketakutan.

Data dari Badan Perlawanan terhadap Tembok dan Permukiman Palestina menunjukkan: dalam dua tahun terakhir, pemukim Israel telah melakukan lebih dari 7.100 serangan terhadap warga dan properti Palestina. Kekerasan itu menyebabkan 33 warga gugur, 33 komunitas Badui terusir, dan berdirinya 114 pos pemukiman baru di wilayah pendudukan.

Sejak dua tahun terakhir, Tepi Barat mencatat 1.058 warga Palestina syahid dan 10 ribu terluka, dengan lebih dari 20 ribu penangkapan, termasuk 1.600 anak-anak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here