Di tengah krisis kemanusiaan yang dialami keluarga-keluarga Palestina di kamp pengungsian, kisah Ummu Syahir Azzam dari distrik Zaitun di Gaza Utara menjadi salah satu contoh paling memilukan dari penderitaan seorang ibu Palestina.

Ia kehilangan bayinya, Ali, yang tubuhnya membeku akibat dinginnya cuaca di dalam tenda yang hanya terbuat dari plastik. Tenda itu tidak mampu memberikan kehangatan yang cukup bagi seorang bayi seusianya.

Sang ibu mengenang malam yang tak akan pernah ia lupakan—malam ketika angin dingin berhembus masuk ke dalam tendanya yang nyaris tak mampu melindungi mereka dari ganasnya musim dingin.

Awalnya, itu adalah malam biasa bagi Ummu Ali, tetapi segera berubah menjadi mimpi buruk ketika Ali mulai menangis terus-menerus, merintih kesakitan.

Ia mencoba menenangkannya, mengira putranya lapar, lalu menyusuinya dengan harapan Ali akan tenang. Namun, dinginnya udara telah merasuk ke tulang-tulang kecil Ali dan membuat tubuhnya membeku. Bukan rasa lapar yang membunuhnya, melainkan dingin yang tak tertahankan.

Dalam pesannya kepada para ibu Palestina, Ummu Ali berkata: “Jagalah anak-anak kalian semampu mungkin. Selimuti mereka, hangatkan mereka, dan lakukan segala yang bisa kalian lakukan untuk melindungi mereka. Saya melihat banyak ibu dalam kondisi yang lebih sulit dari saya, dan saya berdoa agar Allah memberi mereka kesabaran dan kekuatan.”

“Kami di sini menghadapi pendudukan Israel, dan kami akan tetap bertahan di tanah kami. Sebanyak apa pun mereka membunuh anak-anak kami, sebanyak apa pun mereka mengusir kami, kami akan tetap di sini. Kami tidak akan meninggalkan tanah ini.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here