Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Gerakan Hamas meminta dunia itnernasional, terutama negara-negara Arab dan Islam, untuk menekan pemerintah Amerika Serikat untuk menghentikan pembantaian yang dilakukan zionis Israel di Jalur Gaza. Tekanan diplomatik juga diperlukan agar perbatasan Rafah dibuka untuk memasukkan antuan kemanusiaan dan memberikan akses korban luka mendapatkan perawatan di luar negeri.
Hal tersebut disampaikan pemimpin Hamas, Bassem Naim dan Osama Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon.
Hamas menilai, negara-negara Arab dan negara yang tergabung dalam OKI memiliki kekuatan politik dan ekonomi untuk menghadapi pemerintah Amerika yang bertanggung jawab atas pembantaian abad ini di Gaza.
“Waktunya telah tiba untuk mengaktifkan mereka (kekuatan politik dan ekonomi) guna menghentikan agresi brutal terhadap anak-anak dan warga sipil yang tidak berdaya,” demikian Hamas merujuk kepada pemimpin di KTT Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“Anda sedang menghadapi titik balik bersejarah dalam sejarah dan masa depan kawasan. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada Anda untuk mengambil keputusan tegas yang melampaui kecaman setelah pendudukan (zionis Israel) telah merendam darah anak-anak dan perempuan,” lanjut Hamas.
Seruan Boikot
Selain itu, Hamas juga meminta KTT Arab dan OKI untuk memboikot Israel, termasuk pemboikotan di bidang politik dan ekonomi. Secara khusus, Hamas menyoroti negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan zionis Israel. Negara Arab harus berani memutus normalisasi tersebut.
“Tidak lagi dapat diterima memiliki hubungan dengan entitas teroris Nazi yang melakukan kejahatan perang dan genosida terhadap umat Islam, serta melanggar kesucian dan kesucian umat Islam dan Kristen, terutama Masjid Al-Aqsa. Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam,” demikian Hamas.
Sumber: Pusat Informasi Palestina