Setidaknya 20 warga Palestina gugur dan puluhan lainnya luka-luka setelah sebuah truk bantuan terguling di tengah kerumunan warga kelaparan di Gaza tengah, Selasa (5/8). Insiden memilukan ini kembali membuka luka lama tentang bagaimana nyawa rakyat Palestina dipertaruhkan hanya demi sekarung makanan.
Kantor Media Pemerintah Gaza menuding insiden ini bukan kecelakaan biasa. “Apa yang terjadi mencerminkan bagaimana pendudukan Israel dengan sengaja menjerumuskan warga sipil ke dalam jalur bahaya dan kematian,” tegas pernyataan resmi mereka.
Sehari sebelumnya, 81 warga Palestina dibunuh oleh tembakan tentara Israel, termasuk 57 di antaranya yang sedang mengantri bantuan makanan.
Kelaparan memaksa ribuan orang untuk berkumpul di titik-titik distribusi bantuan setiap hari. Banyak dari mereka tak pernah kembali, terhitung sebagai syuhada, korban luka, atau bahkan masih hilang.
Beberapa jenazah masih tergeletak di bawah reruntuhan dan di jalanan, tak terjangkau oleh tim penyelamat karena situasi medan dan serangan yang terus berlangsung.
Menurut data medis terbaru, jumlah korban akibat kelaparan dan dehidrasi kini mencapai 189 jiwa, termasuk 95 anak-anak. Angka ini mencerminkan tingkat krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan oleh standar blokade Israel yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.