Spirit of Aqsa | Palestina – Hari ini, 28 September, menandai peringatan 20 tahun intifada Palestina kedua (Intifada Al-Aqsa), yang pecah pada 28 September 2000 di Al-Quds yang diduduki, dan berlangsung selama lima tahun.

4.412 warga Palestina dibunuh dan 48.322 lainnya terluka selama Intifada kedua, sementara 1.069 orang Israel tewas dan 4.500 lainnya terluka.

Intifadah kedua berkobar setelah Perdana Menteri Israel Ariel Sharon menyerbu Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan tentara dan pasukan polisi Israel.

Perdana Menteri Israel Ariel Sharon menyerbu Masjid Al-Aqsa pada tahun 2000,
Sharon berkeliaran di halaman Masjid, menyatakan bahwa “al-Aqsha” akan tetap di bawah kedaulatan Israel, yang menyebabkan bentrokan meletus antara jamaah Palestina dan tentara Israel yang hadir di tempat kejadian.

Bentrokan meluas dari Yerusalem yang diduduki ke semua kota di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan berkembang menjadi konfrontasi dengan kekerasan.

Selama Intifada kedua, beberapa pemimpin partai politik dan gerakan militer Palestina dibunuh oleh pasukan Israel.

Gerakan Hamas kehilangan sejumlah pendiri dan anggota biro politiknya, terutama Syekh Ahmad Yassin pendiri Hamas (Maret 2004), Abdel Aziz Rantisi (April 2004), Salah Shehadeh (Juli 2002), Ismail Abu Shanab (Agustus 2003), Jamal Salim dan Jamal Mansour (Juli 2001).

Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) juga kehilangan sekretaris jenderalnya, Abu Ali Mustafa (Mustafa al-Zubri) pada Agustus 2001.

Pada April 2002, tentara Israel menangkap Marwan Barghouti, seorang pemimpin Fatah dan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Pemimpin Palestina Yasser Arafat meninggal selama Intifada kedua, pada 11 November 2004, di tengah kecurigaan bahwa dia telah diracuni oleh agen Israel.

Dua tahun sebelum kematiannya, dia dikepung oleh tentara Israel di kantornya di Ramallah.

Israel melancarkan serangan militer skala luas selama Intifada di berbagai kota Tepi Barat dan Jalur Gaza, selama itu ribuan rumah milik warga Palestina dihancurkan dan ribuan dunum pertanian dibuldoser.

Intifadah kedua juga menyaksikan pendudukan kembali kota-kota Tepi Barat oleh Israel pada tahun 2002.

Salah satu peristiwa paling menonjol dari Intifadah kedua adalah eksekusi anak Palestina berusia 11 tahun, Muhammad al-Durra, dua hari setelah Sharon menyerbu Masjid Al-Aqsa. Sebuah video yang diambil oleh seorang reporter televisi Prancis menunjukkan adegan eksekusi mati anak Al-Durra, yang bersembunyi bersama ayahnya di balik tong semen di Jalan Salahuddin, selatan Kota Gaza.

Ketika bocah itu dan ayahnya berlindung dari peluru Israel di belakang beton kecil, Jamal Al-Durrah berteriak pada tentara Israel untuk berhenti menembaki anak itu. Tangisannya diabaikan, dan Muhammd ditembak beberapa kali dan meninggal di pangkuan ayahnya.


Eksekusi mati terhadap bocah Palestina tersebut menjadi ikon Intifada kedua yang menyebabkan kemarahan di kalangan warga Palestina yang mengorganisir demonstrasi dan bentrok dengan tentara Israel. Puluhan dari mereka tewas dan luka-luka.

Intifadah ‘Al-Aqsa’ telah menyaksikan peningkatan aksi militer antara faksi Palestina dan pasukan militer Israel.

Intifada kedua ditandai dengan perkembangan alat dan senjata perlawanan Palestina dibandingkan dengan Intifada pertama, di mana warga Palestina mengandalkan batu dan bom molotov.

Gerakan Hamas memperoleh roket untuk membom permukiman Israel, ketika Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan itu, menembaki pemukiman Sderot di Israel selatan dengan rudal Palestina rakitan pertama, satu tahun setelah intifada dimulai.

Banyak pengamat menganggap bahwa Intifada berhenti pada 8 Februari 2005, setelah perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Mesir antara Palestina dan Israel.

Beberapa bulan setelah Intifada berakhir, Israel sepenuhnya menarik diri dari Jalur Gaza pada tahun 2005.

Intifada Palestina pertama, yang diberi nama “Intifada Batu”, dimulai pada 8 Desember 1987 di kamp pengungsi Jabaliya di Jalur Gaza utara, dan kemudian meluas ke kota-kota Palestina lainnya.

Intifada pertama pecah ketika seorang pengemudi truk Israel menabrak sekelompok pekerja Palestina di pos pemeriksaan Beit Hanoun (Erez) di Jalur Gaza utara.

Intifada pertama disebut Intifada batu karena batu tersebut merupakan senjata utama bangsa Palestina dalam konfrontasi mereka dengan pasukan Israel.

Intifadah pertama berhenti pada September 1993 setelah penandatanganan Perjanjian Oslo antara PLO dan Israel.

Sumber: QNN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here