Spirit of Aqsa- Israel melarang masuknya daging kurban ke Jalur Gaza seagai bagian dari perang kelaparan di daerah kantong Palestina tersebut. Selain itu, tahun ini tidak ada jamaah yang berasal dari Jalur Gaza, karena dilarang oleh Israel dan genosida masih terus berlanjut hingga hari ini.
Departemen Agama dan Urusan Keagamaan di Gaza mengumumkan, Israel sengaja menutup perbatasan dan membuat warga kelaparan dengan mencegah masuknya daging kurban. Akibatnya, warga Gaza tidak bisa merasakan manfaat daring kurban seperti sapi, kambing, dan unta yang berasal dari luar Gaza.
Padahal, kurban menjadi salah satu ibadah yang bisa meringankan penderitaan warga Gaza saat ini. Setidaknya kebutuhan makanan sedikit bisa terpenuhi. Di sisi lain, kurban juga menjadi bentuk solidaritas umat Islam dari seluruh dunia.
“Tujuan besar agama kita untuk solidaritas dan memberi makan orang yang terlantar. Terutama dengan adanya kesempatan bagi warga luar Gaza untuk berkurban melalui lembaga dan asosiasi yang ada, seperti yang terjadi setiap tahun,” demikian pernyataan Departemen Agama di Gaza, dikutip palinfo, Sabtu (8/6/2024).
Tidak Ada Jamaah Haji dari Gaza
Kementerian Agama dan Urusan Keagamaan di Gaza mengecam Israel yang melarang ribuan warga Gaza untuk menunaikan ibadah haji. Hal itu karena Israel menduduki perbatasan Rafah, yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.
“Agresi Israel yang terus berlanjut terhadap Gaza dan pendudukan perbatasan Rafah menghalangi pelaksanaan musim haji bagi jamaah Gaza tahun ini 1445H/2024.”
Sejak 6 Mei lalu, Israel melancarkan serangan darat di kota Rafah, Jalur Gaza selatan, dan mengambil alih sisi Palestina dari perbatasan dengan Mesir sehari setelahnya. Itu menyebabkan penutupan perbatasan bagi lalu lintas masyarakat dan bantuan kemanusiaan.
“Larangan terhadap ribuan warga Gaza untuk menunaikan ibadah haji merupakan pelanggaran jelas terhadap kebebasan beragama dan hukum internasional kemanusiaan. Ini merupakan kejahatan perang baru yang menambah deretan kejahatan yang dilakukan pendudukan terhadap rakyat kami dan tempat ibadah, termasuk pengeboman dan penghancuran total 604 masjid, kerusakan parah pada 200 masjid, dan pengeboman 3 gereja,” kata Departemen Agama.
Departemen Agama meminta Mesir dan Arab Saudi untuk “menekan semua pihak, terutama pendudukan, agar memungkinkan warga Gaza menunaikan ibadah haji tahun ini.” Mereka juga mendesak Arab Saudi untuk “mengalokasikan kuota haji bagi warga Gaza tahun ini sebagai bagian dari Makarim Khadimul Haramain Asy-Syarifain, Raja Salman bin Abdulaziz.”