Spirit of Aqsa, Palestina- Pakar urusan Israel Muhammad Halasa percaya faktor ekonomi menjadi salah satu latar belakang utama penarikan lima brigade tempur dari Jalur Gaza. Dia menunjukkan, terdapat 220.000 tentara cadangan yang menjadi beban berat dalam perekonomian Israel.
Selain itu, militer Israel juga menghadapi tekanan dari perlawanan pejuang Palestina. Sudah tiga bulan menyerang Jalur Gaza, namun Israel tak bisa meraih satupun prestasi militer. Sementara, pengeluaran ekonimi untuk membiayai perang sangat tinggi.
Selain tekanan ekonomi dan perlawanan dari pejuang Palestina, Israel juga menghadapi serangan dari front lain, seperti serangan dari Hizbullah Lebanon dan front Tepi Barat. Dua front tersebut menyaksikan serangan setiap hari. Hal itu menunjukkan Israe terseok-seok berusaha membangun strategi karena harga yang harus dibayar sangat mahal. Namun, harga yang harus dibayar itu tidak mendatangkan manfaat sama sekali.
“Tentara Israel merasa bahwa mereka adalah korban dari pertimbangan pribadi Netanyahu, dan oleh karena itu mereka mungkin akan memulai penarikan bertahap untuk menandai tahap ketiga, terutama mengingat tidak adanya visi dan strategi mengenai langkah selanjutnya. Masyarakat juga menyerukan pemilihan umum selama perang,” kata Halasa, dikutip Aljazeera, Senin (1/1).
Hal ini menunjukkan, Netanyahu telah berkuasa selama 16 tahun, dan dia dikenal membangun ibu kota dari masalah. Itu karena dia selalu berbicara tentang nuklir Iran, Hizbullah, Hamas, dan tidak melakukan apapun. Itu merupakan strategi Netanyahu untuk mengalihkan perhatian warga Israel.