Spirit of Aqsa, Jalur Gaza- Direktur Kompleks Medis Al-Shifa, dr Muhammad Abu Salamiya, menggambarkan kondisi sulit yang dialami tujuh ribu murabith yang bertahan di Kompleks Medis Al-Shifa. Mereka bertahan di tengah kondisi tidak ada makanan, listrik, air dan benar-benar terisoloasi karena tidak ada internet.

Melalui panggilan telepon kepada Al Jazeera, Abu Salamiya menerangkan, semua orang di rumah sakit terkepung dan dalam kondisi sangat memprihatinkan. Dia menyebut mereka menunggu ajal atau mati secara perlahan. Ada 750 korban luka di Al-Shifa, 36 bayi prematur, 45 pasien cuci darah, dan 5.000 murabith.

Kompleks Medis Al-Shifa gelap gulita begitu malam tiba, setelah listrik padam total, sehingga tidak ada yang terlihat di dalam rumah sakit. Abu Salamiyah tidak mendengar apa pun di rumah sakit kecuali suara tank dan buldoser Israel yang menimbulkan kekacauan di halaman rumah sakit.

Di dalam rumah sakit, hanya ada suara rintihan pasien yang staf medis karena tidak dapat menemukan perawatan atau obat apa pun untuk meredakan rasa sakit. Terdengar pula tangisan para murabith yang menyaksikan anggota keluarganya meninggal dunia.

Rumah sakit telah kehabisan air dan susu steril untuk memberi makan anak-anak yang sudah kelaparan. Anak-anak sudah menderita gejala penyakit seperti muntah, diare, demam tinggi, dan dehidrasi parah. Sementara, staf medis tidak dapat membantu mereka karena peralatan medis mati total akibat pemadaman listrik.

Rumah sakit tersebut tidak memiliki air sama sekali, baik air minum maupun air lain untuk hal lain. Setiap orang sangat menginginkan setetes air atau sepotong roti. Dia menyamakan situasi di rumah sakit dengan “Hari Kematian”.

Di sisi lain, tidak ada satupun orang bisa keluar dari rumah sakit, karena akan ditembak oleh penjajah Israel. Banyak korban luka telah syahid. Sementara, masih banyak jenazah syuhada yang tidak bisa dimakamkan.

Tak hanya itu, korban luka juga mengalami infeksi. Luka yang mereka derita membusuk sehingga harus diamputasi. Organ yang diamputasi tetap disimpan di dalam rumah sakit karena petugas medis tidak bisa membuangnya. Itu membuat bau anyir tercium di beberapa ruangan.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here