Spirit of Aqsa, Tepi Barat- Badan keamanan Otoritas di Tepi Barat terus melakukan penangkapan, penganiayaan dan penyiksaan terhadap mahasiswa universitas-universitas di Tepi Barat. Misalnya yang dialmi tokoh mahasiswa di Universitas Arab Amerika di Jenin, Amin Arisha. Dia ditangkap di depan universitas pada Rabu (13/9)..
Pihak berwenang juga menyerbu rumah mantan koordinator Blok Islam di Universitas Al-Quds, Yassin Al-Halman, di daerah Abu Katila di Hebron, dan menyita bendera Hamas. Pihak berwenang juga mengancam keluarga tahanan Al-Halman dengan tuntutan jika ada bendera yang dikibarkan saat resepsi.
Sementara itu, keluarga mahasiswa Universitas Birzeit, Moatasem Arman, yang ditahan oleh polisi Beitunia, meminta pihak berwenang bertanggung jawab atas keselamatannya dan atas paparannya terhadap bahaya apa pun selama penahanannya.
Ibu Arman menjelaskan, hari ini pihak berwenang sengaja memindahkannya untuk diperiksa meski sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Yayasan Al-Dameer untuk berkunjung guna pemeriksaan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Addameer Foundation menyampaikan laporan kepada Jaksa Agung, untuk segera membuka penyelidikan atas dugaan penyiksaan dan penganiayaan yang dilakukan pemimpin Blok Islam di Universitas Al-Quds, Abu Dis Muhannad.
Lembaga hak asasi manusia mengindikasikan bahwa tanda-tanda yang muncul di tubuh tahanan menunjukkan bahwa ia telah mengalami perlakuan kejam dan tidak manusiawi, yang tidak hanya memerlukan perintah untuk melakukan perawatan. Pelaku tindak pidana penyiksaan dapat dipertanggungjawabkan apabila terbukti.
Selama 15 hari berturut-turut, mahasiswa Blok Islam di Universitas An-Najah melanjutkan aksi duduk mereka untuk menolak penyerangan yang dilakukan oleh keamanan universitas ketika mencoba berlindung di sana dari penangkapan politik.
Aparat penegak hukum di Jenin terus menangkap sejumlah mahasiswa Universitas An-Najah, yakni: Omar Salama, Musab Hanaysha, dan Ibrahim Turkman, selama empat hari berturut-turut.
Di antara mahasiswa Birzeit yang ditahan aparat adalah Moatasem Arman dan Osama Omar selama 6 hari berturut-turut, Muhammad Shaker selama 7 hari berturut-turut, dan Youssef Muhammad Yousef Halayqa pada hari ke-8.