Spirit of Aqsa, Jakarta – Umat Islam menilai kepedulian terhadap masalah Palestina bukan permasalahan sosial. Poin yang menjadi inti persoalan umat Islam adalah keberadaan Al-Aqsha. Alasannya, Al-Aqsha dan Baitul Maqdis punya tempat spesial di dalam Al-Qur’an.
Hal ini juga tersirat dalam pesan Rasulullah SAW melalui hadits yang diriwayatkan Maimunah. Rasulullah bersabda, “Datangilah dan shalatlah di sana (Baitul Maqdis). Bila engkau tidak bisa datang ke sana untuk menjalankan shalat di dalamnya, maka hadiahkan minyak untuk menerangi lampu-lampunya.” (HR Abu Dawud).
Rasul menggunakan kata ‘hadiahkan’, bukan memberi atau membantu. Hadiah dan bantuan memiliki filosofi berbeda. Hadiah didasari perasaan cinta terhadap sesuatu. Berbeda dengan bantuan yang mayoritas didasari perasaan kasihan.
Hadits itu kian mempertegas bahwa masalah Palestina bukan permasalahan sosial. Terlebih hampir semua kisah para nabi dalam Al-Qur’an memiliki kaitan erat dengan Al-Aqsha dan Baitul Maqdis. Bahkan, secara khusus Allah Ta’ala menyebtu Al-Aqsha dalam surah Al-Isra’ ayat pertama.
Artinya, Al-Qur’an betul-betul memperkenalkan hakikat Al-Aqsha dengan sempurna. Sebagaimama hanya Al-Qur’an yang akan memberikan penjelasan jalan menuju pembebasan dan melahirkan generasi yang pantas untuk hal besar itu.
Maka itu, Spirit of Aqsa mengukuhkan serta mengawal semua program dengan Al-Qur’an, terkhusus dengan tadabbur. Ini sesuai arahan KH Bachtiar Nasir selaku ketua umum. Ini pula yang menjadi spirit utama dalam Rapat Kerja (Raker) tahunan Spirit of Aqsa pada 30-31 Oktober 2021.
Raker itu kian mempertegas posisi Spirit of Aqsa untuk menjadi inspirasi gerakan pembebaskan Al-Quds berbasis kekuatan langit dari tadabbur Al-Qur’an. Acara tak dimulai sebelum seluruh insan spirit of Aqsa mengkhatamkan 30 juz dilanjut tadabbur Al-Qur’an.
Demikian pula dalam keseharian para relawan Baitul Maqdis saat meramu berbagai program di Kantor Spirit of Aqsa yang bertempat di Tebet, Jakarta Selatan. Tadabbur menjadi salah satu keharusan, terutama ayat-ayat bertema Al-Aqsha. Mengawali kegiatan dengan membaca Al-Qur’an pun merupakan imbauan penting dari KH Bachtiar Nasir.
Membaca Al-Qur’an dan mentadabburi ayat-ayat tentang Al-Aqsa merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kekuatan langit dalam merumuskan sebuah program. Ini juga terinspirasi dari perjuangan generasi pembebas Al-Aqsha yang termaktub dalam Al-Qur’an.
Sebut saja era Yusya bin Nun, murid Nabi Musa AS dan Thalut beserta pasukannya. Mereka semua mengadalkan kekuatan langit. Pada masa Rasulullah SAW pun demikian. Saat hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasulullah membawa dua misi besar yakni pembebasan Kota Makkah dan Baitul Maqdis. Misi itu dilakukan dengan mengandalkan kekuatan langit.
Sampai Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al-Ayyubi yang mengandalkan kekuatan langit. Bukan hanya sekadar berbasis kekuatan fisik dan materi saja. Namun tiap saat lidah dan hati terpaut dengan Allah melalui zikir dan doa. Hati yang terpaut Allah akan membawa secerca cahaya ilahiyah untuk menunjukkan jalan menuju pembebasan Baitul Maqdis.