Spirit of Aqsa, Palestina- Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail Al-Thawabta, mengatakan, lebih dari 9.000 syahid akibat krisis medis di Jalur gaza. 23 rumah sakit di Gaza tidak dapat beroperasi akibat pengeboman Israel yang terfokus dan disengaja, sementara bantuan medis yang datang hanya mencakup 2% dari kebutuhan sektor kesehatan.
Selain itu, jumlah syuhada di Jalur Gaza meningkat menjadi 20.600 lebih orang. Itu belum termasuk jenazah para syuhada yang belum dievakuasi dari bawah reruntuhan dan yang hilang, menurut data Kemenkes Palestina mencapai 6.000 lebih jiwa. Korban luka yang bertarung melawan krisis medis mencapai 54.536 orang.
Teroris Israel secara terang-terangan melumpuhkan sektor kesehatan di Jalur Gaza. Jurubicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra, menyatakan, Israel masih menahan 99 petugas kesehatan, di antaranya direktur rumah sakit di Gaza utara, Muhammad Abu Salmiya, Ahmed Al-Kahlot, dan Ahmed Muhanna.
“Pelanggaran Israel terhadap sistem kesehatan menyebabkan kematian 311 petugas kesehatan dan penghancuran 102 ambulans,” kata Al-Qudra dalam konferensi pers yang disiarkan Aljazeera Arabic, Selasa (26/12).
Kementerian Kesehatan mengatakan, teroris Israel melakukan 25 pembantaian selama 24 jam terakhir, menewaskan 250 orang dan melukai sekitar 500 lainnya.
Di antara mereka terdapat sedikitnya 70 orang yang mati syahid di kamp Al-Maghazi di Jalur Gaza tengah, yang menyaksikan serangkaian serangan Israel yang menargetkan sebuah kawasan perumahan Khan Yunis di selatan.