Spirit of Aqsa, Palestina- Teroris Israel memperlakukan tahanan Palestina di penjara Israel secara tidak manusiawi. Setiap hari penjaga penjara menyiksa para tahanan, bahkan ada yang sampai meninggal dunia.
Cerita tentang suasana penjara Israel yang tak pernah lepas dari penyiksaan teroris Israel disampaikan mantan tahanan yang dibebaskan. Salah satunya Muhammad Nazzal, yang dibebaskan berkat perjanjian gencatan senjata.
Nazzal berasal dari Kota Qabatiya, Selatan Kota Jenin, Tepi Barat. Dia ditangkap tiga bulan lalu dalam kondisi sehat tanpa cedera. Namun, saat bebas dia dalam kondisi patah tulang dan memar akibat dipukuli dengan kejam.
Nazzal lalu menceritakan penyiksaan dan pelecehan yang dialami tahanan Palestina. Penyiksaan itu terkadang menyebabkan hilang ingatan dan bahkan kematian.
Teroris Israel terus-menerus menyerbu kamar para tahanan dan memukuli mereka dengan kejam. Kekerasan ini menimpa semua orang, baik anak-anak maupun orang dewasa.
“Ada seorang tahanan tua yang saya yakini meninggal akibat pemukulan. Setelah dia kehilangan kesadaran, dia dibawa dari kamar dan kami tidak tahu apa-apa tentang dia. Satu lagi kehilangan ingatannya,” kata Nazzal dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Selasa (28/11).
Praktik penyiksaan seperti itu sudah lumrah terjadi di penjara Israel. Namun, penyiksaan kian meningkat sejak 7 Oktober 2023 lalu.
Sejak 7 Oktober, teroris Israel menyiksa para tahanan secara brutal. Suara tangisan terdengar dari mana-mana karena kebrutalan tersebut. “Orang-orang menangis karena parahnya pemukulan tersebut,” ucap Nazzal.
Nazzal bahkan mengalami pata tulang di salah satu jarinya serta beberapa memar di bagian tubuh lain. Meski baru ditangkap tiga bulan, namun dia merasa sudah berada di penjara selama 20 tahun.
Sumber: Al Jazeera + Anatolia